PERANG VIETNAM

Perang Vietnam sendiri bisa dibilang Unwanted War, Perang yang Tidak Diinginkan. Kongres yang merasa perlu membendung pengaruh komunis di Asia. Pihak militer sendiri sebenarnya enggan berperang di Vietnam.

TEORI EVOLUSI [KEHIDUPAN]

Evolusi suatu spesies menjadi spesies lain berlangsung secara bertahap selama jutaan tahun, dan tentu diantara perubahan bertahap itu terjadi bentuk-bentuk transisi atau bentuk lainnya.

FENOMENA PETIR

Menurut Harun Yahya, petir dapat terjadi ketika tegangan listrik pada dua titik terpisah di atmosfer masih dalam satu awan, atau antara awan dan permukaan tanah, atau antara dua permukaan tanah –-mencapai tingkat tinggi.

Bunga Mawar

Mawar adalah suatu jenis tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang dihasilkan tanaman ini. Mawar liar terdiri dari 100 spesies lebih, kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk.

Ts'ai Lun

Cai Lun (Hanzi: 蔡倫, simplify 蔡伦 , pinyin: Cài Lún, Wade-Giles: Ts’ai Lun) ialah penemu kertas berkebangsaan Tionghoa yang hidup pada zaman Dinasti Han, abad ke-1 - abad ke-2 Masehi.

Showing posts with label Angkasa. Show all posts
Showing posts with label Angkasa. Show all posts

28 September 2010

Galaksi



1.  Penamaan Galaksi

Terdapat banyak bintang, nebula, dan gugus bintang yang bisa diamati di langit setiap malamnya. Semua objek tersebut berada di dalam galaksi kita. Di beberapa bagian bintang nampak padat sehingga ketika langit cerah, bersih dari awan, dan kondisi sekitar yang gelap, kita bisa melihat pita berwarna putih yang memanjang dan melintasi beberapa rasi seperti Sagittarius (arah pusat Galaksi), Scorpius, Ophiucus, Aquila, Cassiopeia, Auriga, Crux, dan Centaurus. Sementara di bagian yang lain tampak celah-celah gelap yang menunjukkan adanya materi antar bintang yang tebal. Itulah (bidang) galaksi yang kita tinggali. Bentuknya yang seperti itu kemudian menginspirasi orang untuk menamakannya dengan sebutan Milky Way. Kata galaksi dan milky way itu sendiri diadaptasi dari bahasa Yunani “galaxias” dan Latin “via lactea” dengan kata dasar lactea yang berarti susu. Sedangkan menurut orang Indonesia, galaksi kita diberi nama Bimasakti. Menurut salah satu sumber dari Observatorium Bosscha, sejarah penamaan ini berasal ketika Presiden RI pertama, Soekarno, ditunjukkan citra galaksi oleh salah seorang astronom Indonesia. Ternyata, Soekarno melihat salah satu bagian gelap di foto tersebut menyerupai tokoh Bima Sakti. Namun tidak diketahui bagian gelap mana yang dimaksud.


2. Pengertian Tentang Galaksi

Galaksi adalah tempat berkumpulnya bintang-bintang di alam semesta. Hampir tidak ditemukan adanya bintang yang berkelana sendiri di ruang antar galaksi. Dan Matahari termasuk di antara 200 milyar bintang di Galaksi Bimasakti (disingkat dengan Galaksi). Dengan asumsi bahwa rata-rata massa bintang di Galaksi adalah sebesar massa Matahari, maka massa Galaksi dapat mencapai 2 x 10^11 massa Matahari (massa Matahari adalah 2 x 10^30 kg).


3. Bentuk Galaksi

Bentuk galaksi Bimasakti seperti dua buah piring cekung yang ditangkupkan, bagian tengahnya tebal dan semakin pipih ke arah tepi, dan terdapat lengan-lengan spiral di dalamnya. Oleh karena itu Galaksi kita digolongkan ke dalam galaksi spiral. Berdasarkan klasifikasi galaksi Hubble, galaksi Bimasakti termasuk dalam kelas SBbc. Artinya, Galaksi kita adalah galaksi spiral yang memiliki “bar” atau palang di bagian pusatnya, dengan kecerlangan bagian pusat yang relatif sama dengan bagian piringan, dan memiliki struktur lengan spiral yang agak renggang di bagian piringannya.


4. Bagian-bagian Galaksi Spiral

Galaksi spiral tersusun atas 3 bagian utama, yaitu bagian bulge, halo, dan piringan. Ketiganya memiliki bentuk, ukuran, dan objek penyusun yang berbeda-beda. Bahkan, bagian bulge dan piringan menjadi penentu dalam klasifikasi galaksi yang dibuat oleh Hubble (diagram garpu tala).

Bagian bulge adalah daerah di galaksi yang kepadatan bintangnya paling tinggi. Bintang-bintang tua lebih banyak ditemukan daripada bintang muda, karena sangat sedikit materi pembentuk bintang yang terdapat di sini. Bulge ini berbentuk elipsoid seperti bola rugby. Bintang-bintang di dalamnya bergerak dengan kecepatan tinggi dan orbit yang acak, tidak sebidang dengan bidang galaksi. Dari perhitungan kecepatan orbit bintang-bintang di dalamnya, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat sebuah benda bermassa sangat besar yang berada di pusat Galaksi yang jauh lebih besar daripada perkiraan sebelumnya. Benda tersebut diyakini adalah sebuah lubang hitam supermasif, yang diperkirakan terdapat di bagian pusat semua galaksi spiral. Termasuk juga di galaksi Andromeda, galaksi spiral terdekat dari Galaksi kita.

Komponen kedua adalah halo. Berbentuk bola, ukuran komponen ini sangat besar hingga jauh membentang melingkupi bulge dan piringan, bahkan mungkin lebih jauh daripada batas terluar piringan galaksi yang bisa kita amati. Objek yang menjadi penyusun halo dibagi menjadi dua kelompok, yaitu stellar halo dan dark halo. Yang dimaksud dengan stellar halo adalah bintang-bintang yang berada di bagian halo. Namun hanya sedikit ditemukan bintang individu di bagian ini. Yang lebih dominan adalah kelompok bintang-bintang tua yang jumlah bintang anggotanya mencapai jutaan buah, yang disebut dengan gugus bola (globular cluster).

Di bagian piringan terdapat bintang-bintang muda serta gas dan debu antar bintang yang terletak di lengan spiral. Banyak ditemukannya bintang muda dan gas antar bintang sangat berkaitan erat, karena gas adalah materi utama pembentuk bintang. Di beberapa lokasi bahkan ditemukan bintang-bintang muda yang masih diselimuti gas, yang menandakan bahwa bintang-bintang tersebut baru terbentuk. Sedangkan banyaknya debu di piringan membuat pengamat di Bumi kesulitan untuk melakukan pengamatan visual di sekitar bidang Galaksi, terutama ke arah pusat Galaksi (lihat gambar di atas). Karenanya, pengamatan di sekitar bidang Galaksi akan memberikan hasil yang lebih baik jika dilakukan di daerah panjang gelombang radio dan infra merah yang tidak terpengaruh oleh debu antar bintang.


5. Ukuran Galaksi Bima Sakti

Di bagian pusat Galaksi, bulge hanya memiliki diameter 6 kpc dan tebal 4 kpc (kpc = kiloparsek, 1 parsek = 3,26 tahun cahaya = 206265 SA = 3,086 x 10^13 km). Jarak dari pusat hingga ke bagian tepi Galaksi (jari-jari) adalah 15 kpc dengan ketebalan rata-rata sebesar 300 pc. Sedangkan Matahari berada pada jarak 8 kpc dari pusat. Di posisi itu, Matahari sedang bergerak mengelilingi pusat Galaksi dengan bentuk orbit yang hampir melingkar. Laju orbitnya adalah sekitar 250 km/detik sehingga matahari memerlukan waktu 220 juta tahun untuk berkeliling satu kali. Jika umur matahari adalah 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita sudah mengorbit pusat Galaksi sebanyak 20 kali.


6.  Letak Galaksi Bima Sakti

Tata Surya kita terletak di galaksi Bima Sakti, sebuah galaksi spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki sekitar 200 milyar bintang. Matahari berlokasi di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan Orion. Letak Matahari berjarak antara 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik. Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal sebagai tahun galaksi Tata Surya. Apex matahari, arah jalur matahari di ruang semesta, dekat letaknya dengan konstelasi Herkules terarah pada posisi akhir bintang Vega.

Galaksi ini berada pada sebuah kelompok galaksi yang disebut dengan Grup Lokal, yang ukurannya mencapai 1 MPc dan beranggotakan lebih dari 30 galaksi. Galaksi spiral yang ada di kelompok ini hanya tiga, yaitu Bimasakti, Andromeda, dan Triangulum.

Lokasi Tata Surya di dalam galaksi berperan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Bentuk orbit bumi adalah mirip lingkaran dengan kecepatan hampir sama dengan lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menerobos jalur lengan. Lengan spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya sangat besar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang memungkinkan evolusi kehidupan. Tata Surya juga terletak jauh dari daerah padat bintang di pusat galaksi. Di daerah pusat, tarikan gravitasi bintang-bintang yang berdekatan bisa menggoyang benda-benda di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini bisa menghasilkan potensi tabrakan yang merusak kehidupan di Bumi. Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga mempengaruhi perkembangan bentuk hidup tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesa bahwa pada lokasi Tata Surya sekarang ini supernova telah mempengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahan-pecahan inti bintang ke arah matahari dalam bentuk debu radiasi atau bahan yang lebih besar lainnya, seperti berbagai benda mirip komet.

Sisanya adalah galaksi yang lebih kecil dengan bentuk elips atau tak beraturan. Grup Lokal ini termasuk kelompok galaksi yang dinamis.

Maksudnya adalah bahwa galaksi-galaksi di kelompok ini mengalami interaksi gravitasi, termasuk Galaksi kita dengan galaksi Andromeda. Interaksi tersebut diperkirakan akan mengakibatkan terjadinya tabrakan antara Galaksi kita dengan Andromeda dan kemudian membentuk galaksi elips. Namun jangan terlalu khawatir karena peristiwa tersebut tidak akan terjadi hingga 2 milyar tahun lagi.






23 August 2010

Planet Venus



1. Keterangan
Panampangan Venus
Venus adalah nama dewi cinta bangsa Yunani. Karena Venus merupakan benda yang menyala paling terang diantara bintang dan planet lainnya sehingga nampak sangat indah dari bumi. Julukannya bintang pagi dan bintang sore. Venus tidak memiliki satelit maupun cincin.

• Keterangan Tentang Venus
  - Periode sidereal 224,7 hari bumi
  - Suhu 465¬0C
  - Periode Rotasi 243 hari bumi
  - Jarak rata-rata dari Matahari 108 juta km
  - Volume (Bumi = 1) 0,86
  - Massa (Bumi = 1) 0,315
  - Rapatan (air = 1) 5,25
  - Diameter ekuatorial 12.104 km
  - Jumlah satelite

Venus mempunyai arah rotasi yang berlawanan dengan planet-planet lainnya. Atmosfer venus yang berawan rapat dan tebal menyembunyikan permukannnya dari teleskop yang paling cangging sekalipun. Atmosfernya juga sangat mematikan, terdiri atas campuran carbon dioksida dan asam sulfat yang menyebabkan efek rumah kaca. Radiasi infra merah dari matahari terkurung dalam atmosfernya, sehingga suhu permukannya sangat panas, mencapai 4650C.

Tekanan atmosfer Venus sangat besar. Berdasarkan data yang dikirimkan oleh pesawat Venera, tekanan disana 890 kali lebih besar dari tekanan atmosfer bumi.

Planet Venus adalah planet kedua yang dekat dengan Matahari setelah planet Merkurius. Planet ini memiliki radius 6.052 km, berevolusi dalam waktu 224,7 hari, berotasi selama 249,0 hari, dan mempunyai diameter 108,2 Juta Km. Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin terdapat kehidupan. Planet ini tidak memiliki satelit alam seperti planet merkurius. Ukuran planet ini hampir sama dengan bumi dan juga letaknya yang paling dekat dengan Bumi. Seperti Merkurius planet ini juga dapat dilihat dengan mata telanjang, Venus biasanya terlihat di sebelah timur sebelum matahari terbit, sehingga venus disebut bintang timur atau bintang pagi. Kadang-kadang juga venus terlihat di sebelah barat sebelum matahari terbenam, sehingga venus dinamakan bintang senja, bintang barat, atau bintang kejora.

Kandungan atmosfernya yang pekat dengan CO2 menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi akibat efek rumah kaca. Atmosfer Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan. Pakar astrobiologi berspekulasi bahwa pada lapisan awan Venus termobakteri tertentu masih dapat melangsungkan kehidupan.

Arah rotasi Venus berlawanan dengan arah rotasi planet-planet lain yang ada di tata surya ini. Selain itu, jangka waktu rotasi Venus lebih lama daripada jangka waktu revolusinya untuk mengelilingi matahari.

2. Struktur
Bagian Luar Planet Venus sering di tutupi awan padat. Atmosfer nya terdiri dari Karbondioksida dan nitrogen. Temperatur permukaan venus sangat tinggi, yaitu 480°C, sehingga tidak mungkin ada air dalam wujud cair.

Kandungan atmosfernya yang pekat dengan CO2 menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi karna diakibatkan oleh efek rumah kaca. Atmosfer Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan. Pakar astrobiologi berspekulasi bahwa pada lapisan awan Venus termobakteri tertentu masih dapat melangsungkan kehidupan.
Struktur dari Venus

Dalam wawancara telepon dengan dr. david grinspoon, Ilmuwan Antardisiplin dari proyek Venus Express badan antariksa Eropa, beliau menyampaikan bahwa atmosfer di Venus pernah mendukung kehidupan. “Apakah pernah ada kehidupan hewan di venus? Saya ingin mengatakan bahwa jawabannya ya. Kami sungguh tidak tahu berapa lama kehidupan pernah ada di venus sebelum perubahan iklim yang ekstrem seperti yang kita lihat hari ini membuat hidup kita menderita”.

Venus dipercaya oleh para ilmuwan telah mengalami pemanasan global yang cepat serta bencana yang sama yang sedang dihadapi oleh Bumi. Pada bulan Juli 2008, ternyata benar ditemukan adanya hydrooxl di Venus, Hydroxyl adalah molekul penting yang susah dideteksi. Molekul ini tersusun dari atom hydrogen dan oxygen. Molekul ini ditemukan di permukaan Venus, sekitar 100 KM diatas permukaan atmosfer Venus yang ditemukan oleh Venus Express (wahana luar angkasa yang memiliki misi mendalami planet Venus) Molekul membingungkan ini berhasil dideteksi setelah menjauhkan Venus Express dari permukaan venus dan mengamati permukaan venus yang meredup. Hydroxyl dideteksi dengan mengukur tingkat infra merah yang dipancarkan oleh venus. Ada pemikiran yang menyatakan bahwa hydroxyl ini penting untuk atmosfer planet lain karena sangat reaktif. Di bumi sendiri, hydroxyl ini perperan untuk membersihkan polutan dari atmosfer dan membantu menjaga kestabilan karbon dioksida, mencegahnya berubah menjadi karbon monoksida.

Para ilmuan peneliti Venus masih mengkalkulasi perkiraan jumlah ozone yang terdapat pada atmosfer planet Venus. Kondisi Hydroxyl di Venus sendiri tidak stabil bisa mencapai 50% di satu sisi dan melemah atau menguat di sisi lain, hal ini juga berarti bahwa jumlah ozone yang ada di planet ini juga tidak stabil. Ozone sendiri penting bagi kehidupan karena dapat menyerap radiasi ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Penyerapan radiasi ultra violet ini sangat mempengaruhi suhu suatu planet, dan tentu saja kemungkinan hidup di planet tersebut.

3. Penelitian yang Terkait
- Ada petir di Venus ?
Untuk pertama kalinya, keberadaan petir di atmosfer Planet Venus berhasil dibuktikan secara ilmiah. Wahana milik Eropa yang mengamati planet tersebut dari dekat, Venus Express, berhasil merekamnya.
Penampangan Petir di Permukaan Venus

Selama hampir 30 tahun, para astronom sudah yakin bahwa petir seperti di atmosfer Bumi juga terjadi di Venus. Pada tahun 1978, wahana milik NASA merekam tanda-tanda locatan listrik di atmosfer Venus. Namun, bukti tersebut belum kuat karena adanya interferensi sinyal.

Hipotesis tersebut semakin kuat setelah antena magnetik yang dibawa Venus Express merekamnya dengan jelas. Memang bukan dalam bentuk foto, melainkan perubahan sifat-sifat magnetik.

"Kami yakin ini bukti definitif pertama adanya petir di Venus," ujar David Grinspoon dari Museum Alam dan Sains Denver dalam sebuah konferensi pers di Paris, Rabu (28/11).

Temuan ini sangat penting karena petir memengaruhi sifat kimia atmosfer, salah satu informasi yang dibutuhkan para ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut iklim di Venus. Petir juga diyakini sebagai energi yang memicu kehidupan.

Menurut CT Russell, penulis temuan ilmiah yang dipublikasikan jurnal Nature edisi terbaru ini, petir meloncat dari awan ke awan yang berada sekitar 56 kilometer dari permukaan Venus. Meski demikian, petir mungkin tak dapat dilihat dari permukaan Venus mengingat atmosfernya 100 kali lebih pekat daripada atmosfer Bumi, 900 derajat lebih panas, dan hamparan awan gelap dari asam sulfur.

- Air di Venus?
Pada deteksinya yang pertama, Venus Express berhasil menjejak proses hilangnya lapisan atmosfer pada Planet Venus dari sisi siang planet tersebut, tetapi tahun lalu, wahana antariksa itu telah mengungkap bahwa sebagian besar atmosfer planet itu hilang di malam hari.

Kombinasi dua pendeteksian atmosferik ini membawa para antariksawan semakin dekat memahami apa yang sebenarnya terjadi pada air Planet Venus yang diduga pernah semelimpah Planet Bumi.

Instrumen magnetometer Venus Express (MAG) telah mendeteksi secara tidak terbantahkan bahwa unsur gas hidrogen telah dilepaskan pada siang hari. "Ini adalah proses yang dipercaya pernah terjadi pada Venus namun baru pertamakali ini kami bersepakat," kata Magda Delva dari Akademi Sains Austria di Graz, yang memimpin proyek investigasi Venus ini.

Berkat pilihan orbit yang tepat, Venus Express secara strategis ditempatkan pada posisi yang memungkinkannya mampu menyelidiki proses hilangnya atmosfer Planet Venus. Wahana antariksa ini mengelilingi kedua kutub Planet Venus dengan orbit yang sangat eliptis.

Air adalah molekul kunci dalam Planet Bumi yang membuat planet itu dihuni kehidupan. Dan karena Bumi dan Venus hampir seukuran dan dibentuk pada masa yang relatif sezaman, para astronom mempercayai kedua planet ini dibentuk oleh unsur cair yang sama banyaknya.

Kini diketahui bahwa proporsi air di kedua planet ini ternyata sangat berbeda. Kandungan air di atmosfer dan samudera pada Planet Bumi ternyata 100 ribu kali banyak dari yang ada di Venus.

Berkaitan dengan rendahnya konsentrasi air di Planet Venus, Delva dan kolega-koleganya menemukan fakta bahwa sejumlah inti hidrogen yang merupakan atom-atom penyusun molekul air, hilang setiap detik di siang hari Planet Venus.

Tahun lalu, Analyser of Space Plasma and Energetic Atoms (ASPERA) yang tertancap dalam Venus Express menunjukkan, ada penghilangan unsur hidrogen dan oksigen di sisi malam dari planet itu yang banyaknya berbanding dua kali atau setiap satu oksigen yang dilepaskan setara dengan dua kali atom hidrogen lepas.

Mengingat air tersusun dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen, maka atom-atom yang terlepas itu menunjukkan bahwa molekul air telah diurai di atmosfer Planet Venus.

Matahari tidak hanya memancarkan sinar dan panasnya ke ruang angkasa, tetapi juga dengan konstan memuntahkan badai surya yang terdiri dari semburan partikel-partikel bermuatan listrik dan magnetik. Badai surya ini menciptakan medan-medan elektromagnetis dalam Sistem Tata Surya dan bertiup melewati planet-planet.

Tidak seperti Bumi, Venus tidak menghasilkan medan magnetik yang sebenarnya sangat penting karena melindungi atmosfer Bumi dari terjangan badai surya. Meskipun begitu, di Venus, badai surya menyerang lapisan teratas atmosfer dan tidak membawa partikel ke ruang angkasa.

Para pakar planetologi yakin bahwa Venus telah kehilangan kandungan airnya melalui cara itu dan itu terjadi selama 4,5 miliar tahun sejak Planet Bumi tercipta.

"Kami melihat air dilepaskan pada malam hari (Planet Venus) namun tetap tersisa pertanyaan, berapa banyak air planet itu hilang oleh cara seperti itu," kata Stas Barabash dari Institut Astrofiska Swedia di kota Kiruna dan kepala investigasi Venus pada ASPERA yang mencermati kondisi malam Planet Venus.

Penemuan ini membuat para ilmuwan maju selangkah dalam memahami detail proses hilangnya atmosfer Planet Venus, namun penemuan itu belum bisa menjawab misteri yang selama ini menyelimuti Venus.

Agaknya, untuk menegaskan bahwa hidrogen di Planet Venus berasal dari air, Delva dan kawan-kawannya mestinya juga mendeteksi atom-atom oksigen pada siang harinya Venus, sekaligus memerifikasi bahwa ada sekitar setengah total hidrogen Venus telah lepas dari atmosfer planet ini.

Sejauh ini, metode ini mustahil ditempuh. "Saya terus mencermati data magnetometer namun sejauh ini saya tidak dapat melihat tanda ada pelepasan oksigen di sisi siang planet itu," kata Delva.

Hipotesis ini memunculkan sebuah misteri baru. "Hasil ini menunjukkan bahwa setidaknya kandungan oksigen di lapis teratas atmosfer Venus duakali lebih banyak ketimbang hidorgennya seperti yang kita duga sebelum ini," kata Delva.

Ion-ion hidrogen yang terdeteksi mungkin ada di atmosfer jauh di atas permukaan Bumi, namun sumber-sumbernya di wilayah-wilayah itu tidak diketahui. Oleh karena itu, seperti halnya dewi asmara, Planet Venus terus menyimpan misterinya

- Gunung Berapi di Venus?
Satelit pemantau Venus Express milik Badan Antariksa Eropa (ESA) mendeteksi adanya gas gunung berapi sulfur dioksida dalam kuantitas besar di Venus. Para ilmuwan kini berusaha menentukan apakah itu membuktikan adanya gunung berapi aktif di planet tersebut atau gas itu sekadar lahir dari mekanisme di atmosfer.
Gunung di Venus

Pencarian gunung berapi di Venus memang sudah lama dilakukan ESA. “Gunung berapi adalah bagian penting dari sistem iklim sebuah planet,” kata Fred Taylor, ilmuwan program Venus Express dari Universitas Oxford, Inggris. “Gunung berapi melepas gas seperti sulfur dioksida ke atmosfer planet.”

Di bumi, sulfur tak tinggal lama di atmosfer. Sebaliknya, sulfur beraksi dengan permukaan Bumi yang didominasi laut. Hal yang sama diduga terjadi pula di Venus walaupun dengan proses yang lebih lambat, dalam skala sekitar 20 juta tahun.

Beberapa ilmuwan memperkirakan proporsi besar sulfur dioksida yang ditemukan di atmosfer merupakan bagian dari “asap mesiu” erupsi gunung berapi. Meski demikian, ledakan semacam itu dapat terjadi sekitar 10 juta tahun lalu dan sulfur tetap berada di atmosfer karena dibutuhkan waktu lama untuk turun ke permukaan planet yang didominasi batuan.

- Misteri Alam di Venus
Selama ini para ahli astronomi belum berhasil menemukan jawaban dari keanehan yang terjadi di planet Venus. Yang jelas, Venus tersusun atas materi yang sama dengan bumi kecuali kenyataan bahwa Venus jauh lebih kering, beratmosfir lebih padat dan panasnya mampu melelehkan timah. Venus juga berotasi terbalik dibanding semua planet dalam tata surya kita. John Huw Davies, ilmuwan dari Cardiff University di Inggris baru-baru ini mengemukakan sebuah pendapat bahwa Venus terbentuk dari benturan dua materi pembentuk planet yang berukuran sangat besar. Dalam proses pembentukan itu, semua kandungan air musnah dan menyebabkan kondisi Venus yang kering.Penjelasan itu bukan tidak mungkin karena sebagian besar ilmuwan yakin bahwa bulan juga terbentuk dari hasil benturan sebuah materi pembentuk planet sebesar Mars dengan Bumi. Venus diperkirakan dibentuk dari benturan materi yang jauh lebih besar lagi. Beberapa ilmuwan meragukan pendapat Davies ini namun mereka masih belum menemukan celah dalam pernyataan Davies yang cukup detail tersebut. Menurut Davies besarnya massa yang bertubrukan menghasilkan energi yang cukup besar untuk memecahkan air menjadi unsur penyusunnya yaitu Hidrogen dan Oksigen. Hidrogen kemudian menguap sedangkan Oksigen menyatu dengan besi dan menyatu dengan inti planet. Sejauh ini belum ada kesatuan pendapat antara para ilmuwan namun Davies yakin bahwa pendapatnya layak untuk di tindak lanjuti lebih jauh lagi.

- Global Warming di Venus
Akhir-akhir ini sering terdengar tentang pemanasan global atau global warming. Pemanasan global ini adalah kenaikan temperatur rata-rata di permukaan bumi selama beberapa dekade belakangan ini. Selama dekade belakangan ini suhu rata-rata di permukaan bumi mengalami anomali dengan meningkatnya suhu rata-rata. Hanya beberapa daerah saja di muka bumi ini yang justru rata-rata suhu permukaannya turun kebanyakan di daerah lautan. Pemanasan global ini disebabkan oleh banyaknya gas-gas rumah kaca (greenhouse gas) yang akhir-akhir ini dilepaskan ke atmosfir akibat aktivitas-aktivitas manusia (yang kebanyakan adalah pembakaran bahan bakar berbasis hidrokarbon). Gas-gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfir dari aktivitas-aktivitas manusia tersebut adalah: gas CO2 (karbon dioksida), N2O (dinitrogen monoksida), CFC (kloroflourokarbon) dan CH4 (metana). Penebangan hutan yang terjadi di mana-mana turut memperparah terjadinya pemanasan global. Uap air juga merupakan gas rumah kaca, namun uap air (yang kebanyakan berasal dari sumber-sumber alami) tidak memberikan kontribusi positif terhadap pemanasan global.

Ada satu tempat di tata surya, di sebuah planet yang merupakan tetangga Bumi yang merupakan tempat di mana pemanasan globalnya benar-benar dahsyat yaitu Planet Venus. Planet yang berabad-abad diasosiasikan dengan kaum wanita ini karena planet ini kalau dilihat dari Bumi dengan menggunakan teleskop benar-benar terlihat ‘mulus’ dan tidak rata penuh dengan kawah-kawah seperti di Bulan ataupun Merkurius ataupun Mars. Planet ini terlihat ‘mulus’ karena yang terlihat adalah awan dan atmosfir Venus yang ekstra tebal yang sangat kaya dengan CO2 (>95%). Sangking tebalnya sehingga awan dan atmosfir Venus ini menutup daratan planet ini yang sebenarnya juga tidak rata. Karena atmosfir Venus sangat kaya dengan CO2 dan juga karena ketebalannya, maka tak ayal lagi planet ini layak dinobatkan sebagai ratunya planet pemanasan global di tata surya. Suhu permukaan planet ini adalah >460°C ( >860°F) padahal planet yang paling dekat dengan Matahari yaitu Merkurius yang mendapat energi/panas matahari 4 kali dari planet Venus, suhunya pada siang hari (sisi yang menghadap matahari) panasnya hanya kira-kira 420°C (790°F). Hal ini berarti bahwa Venus merupakan planet yang terpanas permukaannya di antara planet-planet lain di tata surya. Suhunya pada malam hari juga tidak berbeda jauh, ini karena panas dari tempat yang menghadap matahari di bawa oleh angin di bagian bawah atmosfir ke bagian yang malam hari. Para ahli mengatakan kemungkinan zaman dahulu atmosfir Venus menyerupai atmosfir Bumi karena dahulu cukup banyak air di permukaan Venus. Namun karena air ini menguap dan banyak yang hilang ke angkasa maka mulailah efek rumah kaca yang memicu pemanasan global yang terjadi pada planet itu hingga saat ini. Neraka di Venus ini diperparah dengan tekanannya yang sangat besar. Jikalau di Bumi, tekanan pada ketinggian di permukaan laut adalah sebesar 1 atmosfer (semakin tinggi elevasi semakin berkurang tekanan atmosfer) maka di Venus tekanan di permukaan planetnya adalah kira-kira sebesar 90 atmosfer.

- Penemuan Hydroxyl di Venus?
Hydroxyl adalah molekul penting yang susah dideteksi. Molekul ini tersusun dari atom hydrogen dan oxygen. Molekul ini ditemukan di permukaan venus, sekitar 100 KM diatas permukaan atmosfer venus yang menemukan adalah Venus Express (wahana luar angkasa yang memiliki misi mendalami planet venus)

Molekul membingungkan ini berhasil dideteksi setelah menjauhkan venus express dari permukaan venus dan mengamati permukaan venus yang meredup. Hydroxyl dideteksi dengan mengukur tingkat infra merah yang dipancarkan oleh venus.

Ada pemikiran yang menyatakan bahwa hydroxyl ini penting untuk atmosfer planet lain karena sangat reaktif. Di bumi sendiri, hydroxyl ini perperan untuk membersihkan polutan dari atmosfer dan membantu menjaga kestabilan karbon dioksida, mencegahnya berubah menjadi karbon monoksida.Di Mars, hydroxyl berperan untuk menjaga kesterilan tanah, mencegah mikroba masuk ke permukaan Mars.


Di Atmosfer bumi, Hydroxyl sangat berkaitan dengan banyaknya ozone yang menyusun atmosfer permukaan bumi. Para ilmuan peneliti Venus masih mengkalkulasi perkiraan jumlah ozone yang terdapat padaatmosfer planet venus. Kondisi Hydroxyl di Venus sendiri tidak stabil bisa mencapai 50% di satu sisi dan melemah atau menguat di sisi lain, hal ini tentu juga berarti bahwa jumlah ozone yang ada di planet ini juga tidak stabil.

Ozone sendiri penting bagi kehidupan karena dapat menyerap radiasi ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Penyerapan radiasi ultra violet ini sangat mempengaruhi suhu suatu planet, dan tentu saja kemungkinan hidup di planet tersebut. Nah, jika ternyata tingakat hydroxyl di venus cukup dan ozonenya juga cukup, maka harapan untuk dapat tinggal di planet lain mungkin dapat direalisasikan.

- Kehidupan di Venus?
Planet Venus selama ini dikenal sebagai planet yang paling memiliki banyak rintangan untuk ditinggali. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa planet Venus di usia mudanya berpotensi untuk ditinggali.

Keyakinan penelitian tersebut karena Venus diyakini ternyata pernah memiliki pasokan air yang sangat cukup, bahkan tidak tertutup keungkinan berbentuk lautan.

Hal tersebut terungkap ketika satelit Venus Express milik Badan Antariksa Eropa (ESA) mengorbit planet tersebut. Pemantauan yang dilakukan menunjukkan bahwa Venus dan Bumi tidaklah berbeda sebagaimana yang tampak.

Saat ini diyakini Bumi dipenuhi kehidupan dengan suhu sejuk. Venus tidak dapat ditinggali karena memiliki suhu yangs sangat panas, bahkan terlampau panas.

"Namun di lain hal, ukuran dan tampilan Venus dan Bumi hampir sama. Komposisi dasar Venus dan Bumi sangatlah mirip," ungkap salah satu ilmuwan proyek ESA untuk Venus Express, Hakan Svedhem, Senin (28/6).

Saat ini Venus memiliki pasokan air yang sangat sedikit. Jika jumlah uap air di atmosfer Venus tersebar ke permukaan planetnya, hanya akan terbentuk genangan air sedalam tiga sentimeter. Berbeda dengan Bumi yang bila uap airnya tersebar di seluruh permukaannya akan membuat genangan sedalam tiga kilometer.

Namun miliaran tahun lalu, Venus memiliki lebih banyak air. Seiring perjalanan waktu, Venus diperkirakan kehilangan sejumlah besar airnya karena radiasi ultraviolet. Radiasi tersebut memecah molekul air menjadi unsur hidrogen dan atom oksigen yang akhirnya menghilang ke luar angkasa.

Venus Express telah mengukur kemungkinan jumlah uap air yang keluar tersebut dan menemukan fakta bahwa memang terdapat pengeluaran tersebut. Jumlah uap air yang keluar diperkirakan dua kali dari jumlah oksigen yang keluar. "Semua indikator menunjukkan jelas bahwa terdapat banyak pasokan air di Venus di masa lampau," papar ilmuwan lainnya, Colin Wilson dari Universitas Oxford, Inggris.

"Semua poin ke sana karena sejumlah besar air di Venus di masa lalu," kata anggota tim riset Colin Wilson dari Universitas Oxford di Inggris. "Jika Venus pernah memiliki air di permukaannya, planet Venus kemungkinan pernah memiliki kehidupan," tambah ilmuwan lainnya lagi, Eric Chassefiere dari Uiversitas Paris-Sud, Prancis.

Daftar Referensi :
1. http://www.klipberita.com/klip-iptek/10005-dulu-planet-venus-berpotensi-jadi-tempat-tinggal.html
2. http://buyarwinarso.wordpress.com/
3. http://www.apakabardunia.com/post/uncategorized/bagaimana-air-di-planet-venus-bisa-hilang
4. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/planet-venus/
5. http://shirogadget.com/hydroxyl-ditemukan-di-atmosfer-venus/
6. http://masenchipz.com/
7. http://indra-tatasurya.blogspot.com/2009/03/planet-venus.html
8. http://id.wikipedia.org/wiki/Venus


Planet Jupiter



1. Keterangan
Penampangan Jupiter
Jupiter adalah nama pemimpin dewa-dewa Romawi, merupakan planet terbesar dalam tata surya kita dengan 4 satelit dari 16 satelitnya, sebesar bumi yaitu Ganymede, Callisto, Io dan Europa. Satelit yang lainnya adalah Amalthea, Himalia, Elara, Pasiphae, Sinope, Lysithea, Carme, Ananke, Leda, Thebe, Andras-tea, dan Metis.

• Keterangan Tentang Jupiter
   - Periode sidereal 11,86 hari bumi
   - Suhu dipuncak awan -150¬0C
   - Periode Rotasi 9 jam 50 menit
   - Jarak rata-rata dari Matahari 778 juta km
   - Volume (Bumi = 1) 0,319
   - Massa (Bumi = 1) 0,318
   - Rapatan (air = 1) 3,33
   - Diameter ekuatorial 142.800 km
   - Jumlah satelite 16

Strukturnya berbeda dari planet sebelah dalam yang padat. Sebagian besar Jupiter terdiri dari gas hydrogen dan helium. Dibawah tataran awan, tekanannya sangat besar, sehingga hydrogen dimampatkan dalam bentuk cairan dan dibawahnya lagi menjadi hydrogen logam. Planet ini menyebarkan lebih banyak radiasi panas yang diterimannya dari matahari daripada menerimanya, karena materinya terus menerus tenggelam beberapa millimeter pertahun.

Apabila Jupiter memiliki massa yang lebih besar, gas pada intinya akan panas dan cukup dan cukup rapat untuk radiasi nuklir jenis fusi dan Jupiter akan menjadi bintang. Walaupun Jupiter merupakan planet, pesawat-pesawat penjajah antariksa, yang memerlukan waktu beberapa tahun untuk sampai kesana, harus dilindungi dari sabuk radisi yang dapat menghancurkan peralatan. Pesawat apapun yang dikirim ke atmosfer Jupiter yang bergolak akan terpelanting seperti kaleng tipis dibawah tekanan.

Karena jauhnya dari matahari dan sifat hydrogen yang mudah menguap menjadikan Jupiter menjadi planet awan dingin, yaitu -7500C. sedabgkan cicin tipisnya yang berwarna kuning mempunyai ketebalan 30km.

Jupiter adalah planet raksasa berukuran 1330 kali bumi, tetapi permukaannya berupa gas cair bersuhu sangat dingin, minus 150 derajat Celsius. Kondisi ini tidak memungkinkan adanya kehidupan seperti yang kita kenal di bumi. Ciri utama planet ini adalah bintik merah raksasa, yang besarnya beberapa kali diameter bumi. Bintik itu adalah topan semi permanen.

Yupiter atau Jupiter adalah planet terdekat kelima dari matahari setelah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Jarak rata-rata antara Jupiter dan Matahari adalah 778,3 juta km. Jupiter adalah planet terbesar dan terberat dengan diameter ekuatornya 14.980 km dan memiliki massa 318 kali massa bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9,8 jam, sedangkan periode revolusi adalah 11,86 tahun. Volume Jupiter 1.319 kai volume Bumi.

Saat ini diketahui ada 17 satelit dan cincin tipis yang mengitari Jupiter. Empat satelit terbesarnya, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa, telah ditemukan oleh Galileo Galilei pada 1610. Pengamatan dengan pesawat antariksa Vayager pada tahun 1970-an mengungkapkan karakteristik yang berbeda-beda antara ke-empat satelit itu. Ganymede menunjukkan aktivitas geologi dengan adanya barisan bukit. Callisto menunjukkan wajah yang penuh kawah tumbukan. Sementara itu Io dipenuhi gunung berapi yang aktif. Europa lain lagi, seluruh permukaannya diliputi es.

Europa, satelit Jupiter keempat terbesar kini menyajikan teka-teki menarik tentang kemungkinan adanya kehidupan. Desember tahun lalu, pesawat Galileo (diambil dari nama astronom Galileo Galilei) memberikan gambar yang lebih jelas tentang Europa ini. Permukaannya menunjukkan adanya pola-pola seperti lautan beku. Diduga di bawah lapisan es itu ada lautan air, komponen penting bagi kehidupan.

2. Struktur
Di permukaan planet ini terdapat bintik merah raksasa. Atmosfer Jupiter mengandung hidrogen (H), helium (He), metana (CH4), dan amonia (NH3). Suhu di permukaan planet ini berkisar dari -140oC sampai dengan 21oC. Seperti planet lain, Jupiter tersusun atas unsur besi dan unsur berat lainnya. Jupiter memiliki 63 satelit, di antaranya Io, Europa, Ganymede, Callisto
Struktur Dalam Jupiter

- Struktur Dalam
Jupiter adalah salah satu dari empat raksasa gas, yaitu tidak terutama terdiri dari materi padat. Ini adalah planet terbesar di tata surya, memiliki diameter 142.984 km pada bagian khatulistiwa. Jupiter kerapatan, 1,326 g / cm ³, adalah tertinggi kedua dari planet gas raksasa, tetapi lebih rendah daripada salah satu dari empat planet terestrial.

Jupiter diperkirakan terdiri dari inti yang padat dengan campuran unsur-unsur, lapisan sekitarnya metalik hidrogen cair dengan beberapa helium, dan didominasi lapisan luar dari mol

- Struktur Luar
Atas atmosfer Jupiter terdiri dari sekitar 88-92% 8-12% hidrogen dan helium oleh persen fraksi volume atau molekul gas (lihat tabel ke kanan). Karena atom helium memiliki sekitar empat kali lebih banyak massa sebagai atom hidrogen, perubahan komposisi ketika digambarkan dalam bentuk proporsi massa yang disumbangkan oleh atom yang berbeda. Dengan demikian atmosfer adalah sekitar 75% hidrogen dan 24% helium oleh massa, dengan sisa satu persen dari massa yang terdiri dari unsur-unsur lain. Interior mengandung bahan padat sehingga distribusi sekitar 71% hidrogen, 24% helium dan 5% unsur lainnya oleh massa. Suasana mengandung jumlah jejak metana, uap air, amonia, dan senyawa berbasis silikon. Ada juga bekas-bekas karbon, etana, hidrogen sulfida, neon, oksigen, Fosfina, dan belerang. Lapisan terluar atmosfer mengandung kristal amonia beku. Melalui inframerah dan ultraviolet pengukuran, jumlah jejak benzena dan hidrokarbon lain juga telah ditemukan.

Proporsi atmosfer hidrogen dan helium yang sangat dekat dengan komposisi teoritis purba nebula surya. Namun, neon di bagian atas atmosfer hanya terdiri dari 20 bagian per juta oleh massa, yang berjarak sekitar sepersepuluh yang melimpah seperti di Matahari. Helium juga habis, meskipun hanya untuk sekitar 80% dari komposisi helium Sun. Penipisan ini mungkin hasil presipitasi dari unsur-unsur tersebut ke dalam bagian dalam planet ini. kelimpahan dari berat inert gas di atmosfer Jupiter adalah sekitar dua sampai tiga kali lipat dari matahari.

Berdasarkan spektroskopi, Saturnus dianggap mirip dengan komposisi untuk Yupiter, tetapi raksasa gas lainnya Uranus dan Neptunus mempunyai relatif jauh lebih sedikit hidrogen dan helium. Namun, karena kurangnya masuk atmosfer probe, kualitas tinggi dalam jumlah melimpah unsur-unsur yang lebih berat yang tidak ada di luar planet-planet luar Jupiter.

- Cincin Planet
Cincin Jupiter tak bisa kita nikmati menggunakan teleskop. Tidak seperti cincin Saturnus memang yang terlihat jelas dari Bumi dengan teleskop kecil sekalipun. Cincin Jupiter memiliki beberapa komponen antara lain cincin halo, cincin utama dan cincin gossamer.

Cincin Halo merupakan bagian terdalam berupa awan tebal yang berada pada jarak 92 000 km – 122 500 km dari inti Jupiter. Bagian halo ini mengalami peningkatan inklinasi akibat interaksi dengan bidang magnet Jupiter. Komponen berikutnya adalah cincin utama yang lebih tipis dan sempit berada pada jarak 122500 km – 128940 km dari pusat Jupiter dengan ketebalan 30 km dari atas ke bawah. Pada bagian ini terdapat juga partikel-partikel besar yang mengisi bagian cincinnya.

Komponen terakhir dari cincin Jupiter adalah cincin Gossamer yang redup dan terbagi atas dua bagian yakni Cincin Almathea (yang dekat ke Jupiter) dan Cincin Thebe. Cincin Almathea dimulai dari satelit Almathea ke bagian dalam Jupiter pada jarak 181000 km dan memiliki kecerlangan seragam. Sedangkan cincin Thebe yang berada di bagian terluar sampai dengan cincin Almathea berada pada jarak 222000 km dari Jupiter. Cincin ini lebih redup namun juga lebih tebal dibanding Cincin Almathea, namun jika dilihat dari citra resolusi tinggi yang diambil oleh Galileo, tepi atas dan bawah cincin Thebe akan terlihat lebih terang dibanding bagian pusatnya.

Cincin Jupiter memang redup jika dibandingkan dengan cincin Saturnus dan ia terbentuk dari materi yang gelap kemerah-merahan. Artinya, materi pembentuk cincin bukanlah es seperti di Saturnus melainkan batuan dan pecahan-pecahan debu. Citra yang diambil Voyager 2 menunjukan partikel pembentuk cincin sangatlah kecil dengan diameter hanya sekitar 10 mikrometer atau kurang dari itu. Bisa dikatakan partikel-partikel dalam cincin itu tak lebih besar dari partikel asap rokok atau debu rumah. Di bagian atas dan bawah cincin, terbentang awan partikel, medan elektrostatis yang terdorong keluar dari cincin oleh medan magnet Jupiter.

Jika dilihat dari letaknya, cincin Jupiter berada dalam batas Roche, sangat dekat dengan planet itu sendiri. Pada area ini satelit yang ada akan hancur akibat gaya gravitasi planet. Ini mengindikasikan kalau cincin Jupiter terbentuk dari satelit yang gagal. Selain itu, hasil pengamatan pesawat ruang angkasa Galileo juga menunjukan debu yang membentuk cincin berasal meteor yang menghantam permukaan satelit Jupiter. Selama 7 tahun perjalanannya, Galileo berhasil mendata ribuan tabrakan partikel dalam cincin Jupiter dari tahun 2002-2003.

3. Tentang Europa
Baru-baru ini mengungkapkan perairan Europa yang merupakan bulan dari planet Jupiter, ternyata memiliki oksigen yang cukup banyak untuk menghidupi jutaan ikan. Walaupun begitu, belum ada kemungkinan atau temuan adanya ikan di Europa, namun berdasarkan temuan terbaru menunjukkan Europa mendukung adanya seluruh jenis ikan yang ada di Bumi.

Europa sebenarnya memiliki ukuran yang sama dengan bulan milik Bumi, dan memiliki samudera dengan kedalaman 160 kilometer dengan beberapa kilometernya berupa lapisan es. Dengan adanya temuan ini, para ilmuwan melakukan spekulasi-spekulasi bahwa adanya oksigen tersebut ada suatu kemungkinan manusia dapat hidup di sana, sebagaimana hukum alam bahwa di mana ada air akan ada kesempatan hidup. Dan ketersediaan oksigen yang dipercayai dapat mendukung kehidupan ikan tersebut, tentu juga mendukung keberlangsungan hidup manusia. Dan tidak heran, juga dapat mendukung kehidupan makhluk luar angkasa.

Faktor pendorong terjadinya spekuasi tersebut, lantaran adanya es yang melimpah di permukaan Europa, yang terbuat dari air yang sama seperti di Bumi, yaitu kombinasi antara hidrogen dan oksigen. Dan radiasi dari Jupiter dipercaya oleh para ilmuwan dapat mengalir (stabil) untuk bereaksi dengan lapisan es tersebut dan tentunya untuk kembali membentuk oksigen bebas dan oksidan lain seperti hidrogen peroksida.

Reaktivitas oksigen adalah kunci untuk menghasilkan energi yang membantu kehidupan multiselular berkembang di Bumi selama ini.

Namun, ada yang membuat kemungkinan untuk manusia hidup di Europa kembali terhalang. Gaya gravitasi Jupiter terhadap Europa diketahui jauh lebih besar sehingga Europa mengalami pasang surut permukaan laut sekitar 1.000 kali lebih kuat dari yang terjadi di Bumi.

Ini membuat Europa juga lebih aktif secara geologis. Karenanya, permukaannya terlihat berusia tidak lebih dari 50 tahun. Penyebabnya, lapisannya selalu baru saat aktivitas geologi terjadi.

4. Penemuan dan Penelitian Terkait
- Menghilangnya Sabuk Jupiter?
Ada yang tak beres dengan Planet Jupiter saat ini. Pengamat planet mencatat bahwa Jupiter nampak sedikit telanjang, planet itu kehilangan satu sabuknya yang ikonik.

Menurut Planetary Society, perubahan bisa dilihat siapa saja, bahkan dengan teleskop yang relatif kecil sekalipun. Gejala hilangnya sabuk Jupiter dimulai sekitar Juni 2009 lalu, ketika sabuk equator selatan Jupiter mulai memudar.

Namun, di bulan Mei ini, sabuk itu sudah lenyap sama sekali, hanya menyisakan sabuk equator utara — yang menutupi ‘ketelanjangan’ Jupiter. Sudah jadi pengetahuan umum bahwa sabuk Jupiter akan menghilang, saat Jupiter merunduk di balik matahari selama tiga bulan. Namun baru kali ini para pengamat mengetahui seberapa luas sabuk gas itu menghilang.

Pengamat Jupiter, Anthony Wesley — memergoki hilangnya sabuk dari halaman belakang rumahnya. Dia membandingkan foto Jupiter yang diambilnya pada 9 Mei 2010 dan 17 Juli 2009. “Dua foto ini menunjukan fenomena tersebut,” kata dia, seperti dimuat laman News.com.au, Rabu 12 Mei 2010.

“Jelas tahun lalu sabuk itu sudah memudar. Ini diamati dengan jelas oleh siapapun yang melihat Jupiter.” Wesley mengatakan apa yang menyebabkan sabuk memudar, masih jadi misteri. Namun, penjelasan paling mungkin terkait aktivitas badai di Jupiter.

Yang menarik bagi astronom, Jupiter akan kehilangan atau mendapat kembali sabuknya tiap 10 atau 15 tahun. “Pertanyaannya sekarang, kapan sabuk equatorial selatan akan kembali,” kata Wesley. “Mungkin 15 tahun lagi.”

Jika Anda mencari tampilan terbaik Jupiter dengan ‘celana’ bawah, di mana bagian atas telanjang, Wesley mengatakan itu akan terjadi pada 24 September. Saat itu jarak Jupiter paling dekat ke Bumi.

- Cincin Jupiter?
Di Tata Surya, Saturnus bukan satu-satunya planet yang memiliki cincin. Jupiter si planet terbesar di Tata Surya juga memilikinya. Cincin di Jupiter sangat redup dan hampir tak terlihat atau dikenali seperti cincin Saturnus. Cincin di Jupiter ditemukan oleh pesawat ruang angkasa Voyager milik NASA tahun 1979. Di dalam cincin tersebut terdapat partikel-partikel kecil yang tercipta akibat tabrakan satelit Jupiter dengan meteorit. Butirannya yang sangat kecil dan jika digabungkan ribuan partikel pun hanya 1 milimeter panjangnya. Bisa dikatakan partikel-partikel tersebut sehalus partikel dalam asap rokok atau debu rumah.

Sistem cincin Jupiter. Orbit satelit-satelit dalam ditandai dalam gambar tersebut. Kredit : NASA/JPL/Cornell University.

Setelah Voyager, pesawat ruang angkasa Galileo milik NASA juga menjalankan misinya di Jupiter, dan ia bisa mengukur secara langsung besar partikel-partikel tersebut. Tidak hanya itu. Galileo juga berhasil melihat bayangan Jupiter membentuk bayang-bayang cincin planet dan orbit partikel di dalam cincin tersebut. Dari hasil penelitian terhadap cincin Jupiter di dekat Thebe salah satu satelitnya, terlihat kalau bayangan Jupiter memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk bayang-bayang cincin.

Ketika siang hari sednag berlangsung di Jupiter, cahaya matahari mengisi partikel debu dengan muatan positif sementara di malam hari, partikel-partikel tersebut justru membawa muatan negatif. Muatan yang berbeda memberi reaksi yang berbeda terhadap medan magnet Jupiter sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pada orbit partikel. Dan ketika berada pada kondisi yang tepat, bahkan kemiringan partikel cincin bisa ikut berubah.

Sebagai contoh, ternyata sebagian butiran debu dipaksa untuk memiliki orbit berdasarkan kemiringan cincin yang skeitar 20 derajat terhadap ekuator Jupiter. Padahal partikel debu yang terlihat pada cincin yang tampak oleh pengamat memiliki orbit dengan kemiringan hanya 1 derajat.

Menurut Douglas Hamilton dari Universitas Maryland di College Park, “Debu di sekeliling planet memperoleh muatan listrik dari tabrakan dengan plasma yang mengorbit. Cahaya Matahari disini berperan seperti stop kontak, yang membebaskan elektron dari permukaan partikel cincin. Jadi saat Matahari sedang menyinarinya, elektron akan dipaksa keluar dari butiran debu dan saat terbayangi elektronnya akan kembali.”

Dari data yang diambil Gallileo selama 7 tahun terbang mengelilingi Jupiter, ia berhasil mengumpulkan daftar ribuan tabrakan partikel dalam cincin Jupiter dari tahun 2002-2003. Galileo sendiri pada tahun 2003 harus mengakhri misinya dengan menjatuhkan diri ke dalam atmosfer Jupiter. Dari hasil pemodelan, para ilmuwan berhasil melihat fenomena baru di cincin Jupiter, sesuatu yang ada di dalam cincin yang sebelumnya tak diketahui. Contohnya, partikel debu bisa ditemukan jauh dari planet, lebih jauh dari yang diasumsikan para ilmuwan sebelumnya. Di samping itu sebagian partikel juga memiliki orbit yang sangat besar kemiringannya terhadap ekuator Jupiter.

Hasil penemuan ini sangat signifikan karena muatan elektrik di dalam partikel debu merupakan salah satu poin penting dalam kelahiran planet. Mengapa? Tentunya karena planet itu sendiri terbentuk dari piringan debu dan gas.

- Misteri Es di Europa
Dengan diameternya 3.138 km, Europa sedikit lebih kecil daripada bulan kita. Analisis geologinya mengungkapkan bahwa Europa mempunyai interior yang padat, hanya kulitnya yang berselubung es. Dari jarak jauh, permukaan Europa tampak halus. Permukaan yang paling halus di antara semua anggota tata surya.

Pengamatan Galileo atas Europa menggambarkan permukaannya yang lebih rinci daripada data sebelumnya oleh pesawat Voyager pada tahun 1970-an. Gambar yang kirimkan menunjukkan dataran beku yang penuh dengan retakan dan barisan bukit (ridge). Foto jaringan barisan bukit itu mirip foto jaringan jalan raya di kota besar.

Permukaan yang retak mirip keadaannya dengan lautan Artik yang selalu beku di kutub utara. Retakan itu telah terisi bahan-bahan berwarna gelap. Munculnya materi dari retakan permukaan es itu diduga menghasilkan barisan bukit di sekitarnya. Adanya retakan dan barisan bukit itu menunjukkan bahwa lempengan permukaan Europa mengalami perseran. Ini mirip pemisahan lempeng benua di dasar samudra di bumi.

Langkanya kawah-kawah tumbukan meteorit menandakan permukaannya relatif muda, “hanya” sekitar 30 juta tahun. Artinya, ada aktivitas yang mengubah permukaannya dengan menggantinya dengan timbunan materi-materi baru. Karenanya perbedaan kerapatan jumlah kawah tumbukan bisa menunjukkan adanya perbedaan umur geologi permukaannya. Tetapi mungkin pula hilangnya kawah-kawah tumbukan itu hilang tersapu erosi air yang mengalir ribuan atau jutaan tahun lalu, ketika permukaan Europa masih hangat.

Pada barisan bukit di permukaan yang termuda yang dipotret pada jarak hanya 3400 km terlihat noktah seperti aktivitas gunung berapi dingin (cryovulcanism) yang mungkin melemparkan es dan gas. Di permukaan Europa yang beku itu, aliran “lava” gunung berapi mungkin berbentuk cairan air dingin. Barisan bukit di dekatnya tampak terputus oleh aliran itu.

Foto-foto dari Galileo baru-baru ini menunjukkan lautan air berada di bawah lapisan es itu. Bila lautan itu bukan keadaan sesaat, tetapi benar-benar selalau ada, ada dua pertanyaan yang berkaitan: apakah lautan air itu hanya sebatas danau di sekitar titik panas atau lautan global yang menutupi permukaan Europa di bawah lapisan es itu. Sampai saat ini teka-teki ini belum terjawab.

Gambar-gambar yang dikirim Galileo memberikan indikasi adanya air dan sumber panas di bawah permukaannya. Bila benar ada air di bawah es itu, maka bisa dipertanyakan pula adakah kehidupan di air itu. Semua kehidupan di bumi berasal dari air, wajar bila dipertanyakan pula ada tidaknya kehidupan di Europa.

Para ilmuawan mempunyai tiga kriteria untuk menduga kemungkinan adanya kehidupan di luar bumi: adanya air, adanya sumber panas, dan adanya senyawa organik. Di Europa air diduga ada. Senyawa organik pun diduga ada, karena di tata surya senyawa organik banyak ditemui. Pertanyaan lainnya yang harus dijawab adalah cukupkah sumber panas di bawah permukaan es itu mendukung kehidupan. Gambar dari Galileo menunjukkan adanya aliran es yang mengisyaratkan adanya sumber panas di bawah permukaan es itu.

Jadi, mungkin di bawah lapisan es itu terkandung kehidupan. Tetapi, mungkin bentuknya masih primitif, sekedar binatang bersel satu. Perpanjangan missi Galileo selama dua tahun lagi membawa harapan terkuaknya lebih banyak bukti tanda-tanda kehidupan atau prasyarat kehidupan di luar bumi.

Europa merupakan medan perburuan makhluk hidup di luar bumi yang sangat menarik, selain planet Mars. Namun, Europa tampaknya lebih menjanjikan daripada Mars, walaupun jaraknya lebih jauh.

Daftar Referensi :
1. http://tidakmenarik.wordpress.com/2010/05/13/sabuk-planet-jupiter-menghilang/
2. http://langitselatan.com/2008/05/02/bayangan-jupiter-menyibak-misteri-di-cincinnya/
3. http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/08/02/di-satelit-jupiter-ada-makhluk-hidup/
4. http://www.dapunta.com/category/sains
5. http://harisahmad.blogspot.com/2010/06/planet-jupiter.html
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Yupiter
7. Tim Sains Fisika SMA. 2004. Sains Fisika 1 untuk SMA kelas X. Bekasi: PT. GALAXY PUSPA MEGA.

10 May 2010

Supernova



1. Pengenalan Supernova
Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi yang teramat besar. Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat cemerlang dan bahkan kecemerlangannya bisa mencapai ratusan juta kali cahaya bintang tersebut semula.

Energi yang dipancarkan oleh supernova amatlah besar. Bahkan pancaran energi yang dipancarkan saat supernova terjadi dalam beberapa detik saja dapat menyamai pancaran energi sebuah bintang dalam kurun waktu jutaan hingga miliaran tahun. Pancaran energi supernova dapat dihitung berdasarkan sifat-sifat pancaran radiasinya.

Supernova biasa terjadi dikarenakan habisnya usia suatu bintang. Saat bahan-bahan nuklir pada inti bintang telah habis, maka tidak akan dapat terjadi reaksi fusi nuklir yang merupakan penyokong hidup suatu bintang. Dan bila sudah tidak dapat dilakukan fusi nuklir ini, maka bintang akan mati dan melakukan supernova.

2. Jenis-Jenis Supernova
• Berdasarkan pada garis spektrum pada supernova, maka didapatkan beberapa jenis supernova :
- Supernova Tipe Ia
Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen saat pengamatan.

- Supernova Tipe Ib/c
Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen ataupun Helium saat pengamatan.

- Supernova Tipe II
Pada supernova ini, ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen saat pengamatan.

- Hipernova
Supernova tipe ini melepaskan energi yang amat besar saat meledak. Energi ini jauh lebih besar dibandingkan energi saat supernova tipe yang lain terjadi.
• Perbedaan kedua tipe ini terletak pada proses pemicu terjadinya ledakan tersebut.

- Supernova dari Bintang Tunggal bermassa besar
Bintang juga memiliki sebuah siklus hidup, dimana ia akan mengakhiri masa hidupnya suatu saat kelak. Salah satu caranya yah melalui Supernova. Tapi tidak semua bintang akan mengalami supernova. Supernova terjadi pada bintang yang massanya 8 kali massa matahari atau lebih massif dari Matahari. Nah, supernova akan terjadi ketika bintang tersebut tidak lagi memiliki cukup bahan bakar untuk proses fusi di inti bintang untuk memnciptakan tekanan keluar sehingga memicu terjadinya dorongan gravitasi kedalam massa bintang yang besar.

Pertama-tama, bagian luar bintang akan mengembang menjadi raksasa merah, sementara di bagian dalamnya, pusat bintang akan menghasilkan gravitasi dan memulai terjadinya pengerutan. Saat mengerut pusat bintang menjadi lebih panas dan rapat. Pada titik ini, sejumlah reaksi nuklir mulai terjadi….dan bisa menghentikan keruntuhan pusat bintag untuk sementara. Perlu diingat, Hanya Sementara. Saat di pusat bintang hanya tersisa besi, maka tak ada lagi pembakaran. Saat fusi tak lagi terjadi, dalam hitungan detik, bintang memulai fasa akhirnya yakni keruntuhan gravitasi. Temperatur di pusat bintang naik melebihi 100 miliar, kemudian pusat bintang mengalami tekanan dan mengecil namun kemudian mengembang secara tiba-tiba. Energi pengembangan ini ditransfer ke selubung bintang, yang kemudian memicu terjadinya ledakan dan menimbulkan gelombang kejut. Saat gelombang kejut ini bertemu dengan materi bintang di lapisan terluar, materi dipanaskan dan mengalami pembakaran membentuk elemen baru dan isotop radioaktif. Nah, gelombang kejut ini juga akan menyebabkan terlepasnya materi ke angkasa. Materi yang terlepas saat ledakan bintang terjadi saat ini dikenal dengan nama supernova remnant.

- Ledakan Bintang katai Putih
Tipe lainnya dari Supernova melibatkan ledakan tiba-tibda dari bintang katai putih dalam sistem bintang ganda. Bintang katai putih merupakan titik akhir hidup bintang yang massanya sekitar 5 massa matahari. Katai putih sendiri memiliki massa kurang dari 1.4 massa matahari dan hampir seukuran Bumi.

Dalam sistem bintang ganda, bintang katai putih akan menarik sejumlah materi bintang pasangannya jika keduanya sangat dekat. Nah hal ini akan memicu terjadinya tarikan gravitasi pada objek yang rapat seperti katai putih. Pada saat materi yang ditarik ini ditransfer ke katai putih, dan saat massa bintang katai putih mencapai 1.4 kali massa Matahari, tekanan di pusat akan mencapai batas ambang bagi nuclei karbon dan oksigen untuk memulai pembakaran secara tidak terkontrol yang pada akhirnya menjadi pemicu terjadinya ledakan.

• Berdasarkan pada sumber energi supernova, maka didapatkan jenis supernova sebagai berikut.
- Supernova Termonuklir (Thermonuclear Supernovae)
Berasal dari bintang yang memiliki massa kecil
Berasal dari bintang yang telah berevolusi lanjut
Bintang yang meledak merupakan anggota dari sistem bintang ganda.
Ledakan menghancurkan bintang tanpa sisa
Energi ledakan berasal dari pembakaran Karbon (C) dan Oksigen (O)

- Supernova Runtuh-inti (Core-collapse Supernovae)
Berasal dari bintang yang memiliki massa besar
Berasal dari bintang yang memiliki selubung bintang yang besar dan masih membakar Hidrogen di dalamnya.
Bintang yang meledak merupakan bintang tunggal (seperti Supernova Tipe II), dan bintang ganda (seperti supernova Tipe Ib/c)
Ledakan bintang menghasilkan objek mampat berupa bintang neutron ataupun lubang hitam (black hole).
Energi ledakan berasal dari tekanan

3. Tahapan Terjadi
Suatu bintang yang telah habis masa hidupnya, biasanya akan melakukan supernova. Urutan kejadian terjadinya supernova adalah sebagai berikut.

• Pembengkakan
Bintang membengkak karena mengirimkan inti Helium di dalamnya ke permukaan. Sehingga bintang akan menjadi sebuah bintang raksasa yang amat besar, dan berwarna merah. Di bagian dalamnya, inti bintang akan semakin meyusut. Dikarenakan penyusutan ini, maka bintang semakin panas dan padat.

• Inti Besi
Saat semua bagian inti bintang telah hilang, dan yang tertinggal di dalam hanyalah unsur besi, maka kurang dari satu detik kemudian suatu bintang memasuki tahap akhir dari kehancurannya. Ini dikarenakan struktur nuklir besi tidak memungkinkan atom-atom dalam bintang untuk melakukan reaksi fusi untuk menjadi elemen yang lebih berat.

• Peledakan
Pada tahap ini, suhu pada inti bintang semakin bertambah hingga mencapai 100 miliar derajat celcius. Kemudian energi dari inti ini ditransfer menyelimuti bintang yang kemudian meledak dan menyebarkan gelombang kejut. Saat gelombang ini menerpa material pada lapisan luar bintang, maka material tersebut menjadi panas. Pada suhu tertentu, material ini berfusi dan menjadi elemen-elemen baru dan isotop-isotop radioaktif.

• Pelontaran
Gelombang kejut akan melontarkan material-material bintang ke ruang angkasa.

4. Dampak Supernova
Supernova memiliki dampak bagi kehidupan di luar bintang tersebut, di antaranya:
• Menghasilkan Logam
Pada inti bintang, terjadi reaksi fusi nuklir. Pada reaksi ini dilahirkan unsur-unsur yang lebih berat dari Hidrogen dan Helium. Saat supernova terjadi, unsur-unsur ini dilontarkan keluar bintang dan memperkaya awan antar bintang di sekitarnya dengan unsur-unsur berat.

• Menciptakan Kehidupan di Alam Semesta
Supernova melontarkan unsur-unsur tertentu ke ruang angkasa. Unsur-unsur ini kemudian berpindah ke bagian-bagian lain yang jauh dari bintang yang meledak tersebut. Diasumsikan bahwa unsur atau materi tersebut kemudian bergabung membentuk suatu bintang baru atau bahkan planet di alam semesta.

5. Penampakan Supernova
Ada satu bintang yang melakukan supernova di ruang angkasa tiap satu detik kehidupan di bumi. Hanya saja, untuk menemukan bintang yang akan melakukan supernova tersebut amatlah sulit. Banyak faktor yang memengaruhi dalam pengamatan supernova. Walaupun begitu, ada beberapa peristiwa supernova yang telah teramati oleh manusia, di antaranya:

- Supernova 1994D
Dahulu kala, sebuah bintang meledak di tempat yang amat jauh dari bumi. Ledakan itu tampak seperti sebuah titik terang. Ini terjadi di bagian luar dari galaksi NGC 4526, dan dinamakan Supernova 1994D. Sinar yang dipancarkannya selama beberapa minggu setelah ledakan tersebut menunjukkan bahwa supernova tersebut merupakan Supernova Tipe Ia.

- SN 2006gy,
Sebuah supernova telah terjadi di luar angkasa baru-baru ini. Sebuah bintang besar—ukurannya 150 kali ukuran matahari—meledak dan menimbulkan cahaya lima kali lebih terang daripada supernova mana pun.

Supernova terjadi ketika sebuah bintang tua kehabisan bakar lalu meledak dengan sendirinya. Bintang uzur itu bernama SN 2006gy, yang ditemukan pertama kali pada September tahun lalu oleh seorang mahasiswa di Texas. Letaknya 240 juta tahun dari bumi, berada pada galaksi yang jauh dari Bimasakti.

Ahli astronomi dari Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) mengatakan supernova itu berlangsung selama 70 hari. Mereka telah mengamatinya dengan sejumlah teleskop di bumi maupun ruang angkasa. “Dari semua bintang yang meledak yang pernah diamati, inilah rajanya,” kata Alex Filippenko dari NASA.

Nathan Smith, yang memimpin sebuah tim gabungan dari Universitas California Berkeley dan Universitas Texas Austin, mengatakan ledakan itu sungguh-sungguh besar, ratusan kali lebih energik daripada supernova biasa.

Namun berbeda dengan supernova yang umum, pengamatan melalui teleskop sinar-X dari Observatorium Chandra di orbit, memperlihatkan bahwa ledakan SN 2006gy tak menyebabkan lubang hitam (black hole).

Para ahli astronomi itu kemudian memperkirakan ledakan bintang semacam itu akan terjadi pada bintang Eta Carinae, yang berada di galaksi Bimasakti, 7.500 tahun cahaya dari bumi.

Dave Pooley dari Universitas California di Berkeley, mengatakan bila Eta Carinae meledak, cahayanya akan begitu terang sehingga akan tampak meski pada siang hari.

Mario Livio dari Institut Ilmu Teleskop Ruang Angkasa di Baltimore mengatakan Eta Carinae bisa meledak kapan saja. “Kami terus mengawasinya," katanya.

6. Penemuan Sisa Supernova
Sisa supernova termuda di galaksi kita berhasil ditemukan, tersembunyi dibalik cadar debu dan gas. Penemuan ini dilakukan oleh National Science Foundation’s Very Large Array (VLA) dan NASA’s Chandra X-Ray Observatory yang berhasil menembus kegelapan untuk mengungkap keberadaan sisa supernova tersebut. Dan menjadi contoh pertama dari populasi sisa supernova muda yang hilang.

Dari pengamatan ke galaksi yang lain, para astronom memperkirakan ada sekitar 3 atau lebih ledakan bintang yang terjadi di Bimasakti setiap satu abad. Ledakan terbaru yang telah diketahui adalah Cassiopea A yang terjadi sekitar tahun 1680 dan si supernova termuda yang baru saja ditemukan ini ternyata merupakan sisa ledakan yang terjadi 140 tahun lalu. Dan jika perhitungan laju terjadinya supernova benar, maka seharusnya ada sekitar sisa dari 10 ledakan supernova di Bimasakti yang jauh lebih mudah dari Cassiopea A.

Problemnya, perhitungan memang menyatakan supernova yang lebih muda itu ada banyak tapi bukti dari sisa ledakan tersebut di Bimasakti maish sangat kurang. Hal ini membuat para astronom yang tampaknya normal jutru berbeda dalam beberapa hal yang tak diketahui dibanding galaksi lainnya. Bahkan pemikiran alternatif yang muncul, bisa jadi supernova yang hilang di Bimasakti mengindikasikan kalau pemahaman para astronom untuk hubungan supernova dan pproses di galaksi lain merupakan suatu kesalahan.

Dalam penemuan supernova termuda ini para astronom melakukan pengukuran terhadap pengembangan puing ledakan bintang. Hal ini dilakukan dengan membandingkan citra objek G1.9+0.3, yang diambil secara terpisah lebih dari 2 dekade. Tahun 1985, tim astronom yang dmpimpin oleh David Green menggunakan VLA berhasil mengidentifikasi sisa supernova yang saat iti diperkirakan berusia 400 – 1000 tahun. G1.9+0.3, berada dekat pusat galaksi sekitar 25000 tahun cahaya dari Bumi.

Tahun 2007, tim lainnya yang dipimpin oleh Stephen Reynolds dari North Carolina State University, berhasil mengamati objek yang sama menggunakan Chandra X-Ray Oservatory. Dan yang mengejutkan, citra yang mereka ambil menunjukan kalau objek yang diamati itu 16% lebih besar dari citr yang diambil VLA tahun 1985.

Perbedaan yang sangat besar. Ini menunjukan kalau puing ledakan tersebut mengembang dengan sangat cepat. Dan itu menunjukan kalau objek ini jauh lebih muda dari yang diperkirakan sebelumnya. Pengukuran pengembangan tersebut dilakukan dengan membandingkan citra radio dengan citra x-ray. Nah untuk membuat perbandingan secara langsung, para ilmuwan ini kemudian melakukan pengamatan juga dengan VLA dan hasilnya sisa supernova itu memang benar-benar mengembang dengan sangat cepat.

Penemuan ini tentu saja menjadi sumber informasi baru dalam hal ledakan bintang. Ini seperti mempelajari kehidupan manusia saat bayi dan dewasa dimana ada kehilangan masa remaja yang tak terdeteksi. Nah sekarang kesenjangan itu akan bisa terisi. Penemuan G1.9+0.3 memang memberi kejutan besar. Kecepatan runtuhan ledakannya dalam mengembang dan energi yang sangat ekstrim dari partikel-partikelnya belum pernah terjadi sebelumnya.

7. Studi Para Ahli
Para ilmuwan menggunakan laboratorium Chandra X-ray NASA untuk mempelajari supernova di lima galaksi elips terdekat dan wilayah tengan galaksi Andromeda, sebuah galaksi spiral yang paling dekat dengan galaksi Bima Sakti.

Marat Gilfanov dari Institut Astrofisika Max Planck di Jerman mengatakan, “Suatu hal yang memalukan tidak mengetahui bagaimana mereka bekerja. Saat ini kami mulai mengerti bagaimana cahaya menyebabkan ledakan tersebut.”

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature itu memberikan saran bahwa supernova tipe 1a yang paling bersinar adalah hasil gabungan antara dua bintang putih kerdil, yakni nama yang diberikan kepada bintang tua yang akan hancur atau mati.

Bintang tersebut menjadi tidak stabil ketika mereka mencapai batas ambang beban berat yang menyebabkan ledakan bintang.

Sebelumnya diperkirakan bahwa supernova tipe 1a juga disebabkan oleh pertambahan ketika gravitasi sebuah bitang yang membentuk materi yang menjadi tidak stabil.

Meskipun demikian Akos Bogdan dari Institut Max Planck mengatakan, “Jika supernova disebabkan oleh pertambahan bintang maka galaksi akan kira-kira 50 kali lebih terang daripada sinar x dari hasil observasi sebenarnya.”

Masih belum jelas apakah penggabung juga menjadi sebab utama supernova di galaksi spiral.

Pasangan bintang kerdil ekstrim sulit untuk ditemukan. Sekalinya bintang kerdil putih spiralnya berada dalam jarak ketika akan bergabung, hanya butuh 10 detik untuk meledak.

Supernova seringkali digunakan oleh astronom sebagai penanda kosmik dalam jarak mil untuk mengukur penambahan luas alam semesta.

05 May 2010

Black Hole (Lubang Hitam)



1. Pengenalan
John Wheeler sebagai tokoh yang mempopulerkan istilah lubang hitam, memiliki sebuah perumpamaan yang menarik. Bayangkan Anda berada di sebuah pesta dansa di mana para pria mengenakan tuksedo hitam sementara para wanita bergaun putih panjang. Mereka berdansa sambil berangkulan, dan karena redupnya penerangan di dalam ruangan, Anda hanya dapat melihat para wanita dalam balutan busana putih mereka. Nah, wanita itu ibarat bintang kasat mata sementara sang pria sebagai lubang hitamnya. Meskipun Anda tidak melihat pasangan prianya, dari gerakan wanita tersebut Anda dapat merasa yakin bahwa ada sesuatu yang menahannya untuk tetap berada dalam “orbit dansa”.

Demikianlah para astronom dalam mengenali keberadaan sebuah lubang hitam. Mereka menggunakan metode tak langsung melalui pengamatan bintang ganda yang beranggotakan bintang kasat mata dan sebuah objek tak tampak. Beruntung, semesta menyediakan sampel bintang ganda dalam jumlah yang melimpah. Kenyataan ini bukanlah sesuatu yang mengherankan, sebab bintang-bintang memang terbentuk dalam kelompok. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa di galaksi kita, Bima Sakti, terdapat banyak bintang yang merupakan anggota suatu gugus bintang ataupun asosiasi.

Telah disebutkan di atas bahwa medan gravitasi lubang hitam sangat kuat, jauh lebih kuat daripada bintang kompak lainnya seperti bintang “katai putih” maupun bintang netron. Dalam sebuah sistem bintang ganda berdekatan, objek yang lebih masif dapat menarik materi dari bintang pasangannya. Demikian pula dengan lubang hitam. lubang hitam menarik materi dari bintang pasangan dan membentuk cakram akresi di sekitarnya (bayangkan sebuah donat yang pipih bentuknya). Bagian dalam dari cakram yang bergerak dengan kelajuan mendekati kelajuan cahaya, akan melepaskan energi potensial gravitasinya ketika jatuh ke dalam lubang hitam. Energi yang sedemikian besar diubah menjadi kalor yang akan memanaskan molekul-molekul gas hingga akhirnya terpancar sinar-X dari cakram akresi tersebut. Sinar-X yang dihasilkan inilah yang digunakan oleh para astronom untuk mencurigai keberadaan sebuah lubang hitam dalam suatu sistem bintang ganda. Untuk lebih meyakinkan bahwa bintang kompak tersebut benar-benar lubang hitam alih-alih bintang “katai putih” ataupun bintang netron, astronom menaksir massa objek tersebut dengan perangkat matematika yang disebut fungsi massa. Bila diperoleh massa bintang kompak lebih dari 3 kali massa Matahari, besar kemungkinan objek tersebut adalah lubang hitam.

2. Pengertian Lubang Hitam
Lubang hitam adalah "sesuatu" yang berbentuk seperti sebuah lubang raksasa di alam semesta, ia memiliki diameter raksasa dan terdapat banyak benda-benda angkasa yang tertarik di sekelilingnya. Lubang hitam sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum. Medan gravitasi begitu kuat sehingga 8kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya. Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam". Istilah "lubang hitam" telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang dapat diamati.

Karena lubang hitam memiliki gaya gravitasi yang sangat kuat sehingga dapat menarik benda apapun mendekat, lubang hitam mendapatkan sebutan yang mengerikan seperti "kuburan luar angkasa." Banyak benda-benda angkasa seperti asteroids tertarik mendekati lubang hitam akibat grvitasi yang sangat kuat. Setelah itu, bahan ini menumpuk dalam waktu yang lama dan menjadi seperti kuburan luar angkasa di sekitar lubang hitam.

3. Landasan Teori Lubang Hitam
Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell and Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking.

Penyelesaian Karl Schwarzschild berupa persamaan diferensial orde dua nonlinear–yang dihasilkan Schwarzschild hanya dengan bantuan pensil dan kertas kala itu–sangat memikat Einstein. Pasalnya, relativitas umum yang bentuk finalnya telah dipaparkan Einstein di Akademi Prusia pada 25 November 1915, oleh penemunya sendiri “hanya” berhasil dipecahkan dengan penyelesaian pendekatan. Bahkan dalam perkiraan Einstein, tidak akan mungkin menemukan solusi eksak dari persamaan medan temuannya tersebut.

Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.

John Archibald Wheeler pada tahun 1967 yang memberikan nama "Lubang Hitam" sehingga menjadi populer di dunia bahkan juga menjadi topik favorit para penulis fiksi ilmiah. Istilah yang pertama kali diberikan oleh John Archibald Wheeler pada 1969 sebagai ganti nama yang terlalu panjang, yaitu completely gravitational collapsed stars.

Kita tidak dapat melihat lubang hitam akan tetapi kita bisa mendeteksi materi yang tertarik / tersedot ke arahnya. Dengan cara inilah, para astronom mempelajari dan mengidentifikasikan banyak lubang hitam di angkasa lewat observasi yang sangat hati-hati sehingga diperkirakan di angkasa dihiasi oleh jutaan lubang hitam.

Istilah lubang hitam sendiri menggambarkan kondisi kelengkungan ruang-waktu di sekitar benda bermassa dengan medan gravitasi yang sangat kuat. Menurut teori relativitas umum, kehadiran massa akan mendistorsi ruang dan waktu. Dalam bahasa yang sederhana, kehadiran massa akan melengkungkan ruang dan waktu di sekitarnya. Ilustrasi yang umum digunakan untuk mensimulasikan kelengkungan ruang di sekitar benda bermassa dalam relativitas umum adalah dengan menggunakan lembaran karet sangat elastis untuk mendeskripsikan ruang 3 dimensi ke dalam ruang 2 dimensi.

Bila kita mencoba menggelindingkan sebuah bola pingpong di atas hamparan lembaran karet tersebut, bola akan bergerak lurus dengan hanya memberi sedikit tekanan pada lembaran karet. Sebaliknya, bila kita letakkan bola biliar yang massanya lebih besar (masif) dibandingkan bola pingpong, akan kita dapati lembaran karet melengkung dengan cekungan di pusat yang ditempati oleh bola biliar tersebut. Semakin masif bola yang kita gunakan, akan semakin besar tekanan yang diberikan dan semakin dalam pula cekungan pusat yang dihasilkan pada lembaran karet.

Sudah menjadi pengetahuan publik bila gerak Bumi dan planet-planet lain dalam tata surya mengorbit Matahari sebagai buah kerja dari gaya gravitasi, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Isaac Newton pada tahun 1687 dalam Principia Mathematica-nya. Melalui persamaan matematika yang menjelaskan hubungan antara kelengkungan ruang dan distribusi massa di dalamnya, Einstein ingin memberikan gambaran tentang gravitasi yang berbeda dengan pendahulunya tersebut. Bila sekarang kita menggulirkan bola yang lebih ringan di sekitar bola yang masif pada lembaran karet di atas, kita menjumpai bahwa bola yang ringan tidak lagi mengikuti lintasan lurus sebagaimana yang seharusnya, melainkan mengikuti kelengkungan ruang yang terbentuk di sekitar bola yang lebih masif. Cekungan yang dibentuk telah berhasil “menangkap” benda bergerak lainnya sehingga mengorbit benda pusat yang lebih masif tersebut. Inilah deskripsi yang sama sekali baru tentang penjelasan gerak mengorbitnya planet-planet di sekitar Matahari a la relativitas umum. Dalam kasus lain bila benda bergerak menuju ke pusat cekungan, benda tersebut tentu akan tertarik ke arah benda pusat. Ini juga memberi penjelasan tentang fenomena jatuhnya meteoroid ke Matahari, Bumi, atau planet-planet lainnya.

Pada abad ke-20, muncul sebuah hipotesis tentang lubang hitam ini: "Sebuah lubang hitam kemungkinan besar membentuk sebuah terowongan yang dapat terhubung ke lubang hitam yang lain yang kemungkinan dapat berfungsi sebagai mesin waktu untuk bepergian ke lain waktu."

• Radius kritis
Melalui persamaan matematisnya yang berlaku untuk sembarang benda berbentuk bola sebagai solusi eksak atas persamaan medan Einstein, Schwarzschild menemukan bahwa terdapat suatu kondisi kritis yang hanya bergantung pada massa benda tersebut. Bila jari-jari benda tersebut (bintang misalnya) mencapai suatu harga tertentu, ternyata kelengkungan ruang-waktu menjadi sedemikian besarnya sehingga tak ada satupun yang dapat lepas dari permukaan benda tersebut, tak terkecuali cahaya yang memiliki kelajuan 300.000 kilometer per detik. Jari-jari kritis tersebut sekarang disebut Jari-jari Schwarzschild, sementara bintang masif yang mengalami keruntuhan gravitasi sempurna seperti itu, untuk pertama kalinya dikenal dengan istilah lubang hitam dalam pertemuan fisika ruang angkasa di New York pada tahun 1969.

Untuk menjadi lubang hitam, menurut persamaan Schwarzschild, Matahari kita yang berjari-jari sekira 700.000 kilometer harus dimampatkan hingga berjari-jari hanya 3 kilometer saja. Sayangnya, bagi banyak ilmuwan kala itu, hasil yang diperoleh Schwarzschild dipandang tidak lebih sebagai sebuah permainan matematis tanpa kehadiran makna fisis. Einstein termasuk yang beranggapan demikian. Akan terbukti belakangan, keadaan ekstrem yang ditunjukkan oleh persamaan Schwarzschild sekaligus model yang diajukan fisikawan Amerika Robert Oppenheimer beserta mahasiswanya, Hartland Snyder, pada 1939 yang berangkat dari perhitungan Schwarzschild berhasil ditunjukkan dalam sebuah simulasi komputer.

4. Terbentuknya Lubang Hitam
Lubang Hitam tercipta ketika suatu obyek tidak dapat bertahan dari kekuatan tekanan gaya gravitasinya sendiri. Banyak obyek (termasuk matahari dan bumi) tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk obyek yang bermassa sangat besar, tekanan gravitasi-lah yang menang.

Namun sebuah lubang hitam yang terbentuk oleh satu atau lebih benda-benda yang menjadi sangat padat, karena itu kepadatan inilah, gravitasi akan menjadi sangat besar dan "mengambil alih" massa benda itu sendiri. kemudian, proses ini membentuk sebuah lubang hitam baru yang akan menarik apapun yang berada di dekatnya.

Waktu yang diperlukan kumpulan materi antarbintang (sebagian besar hidrogen) hingga menjadi “bintang baru” yang disebut sebagai bintang deret utama (main sequence star), bergantung pada massa cikal bakal bintang tersebut. Makin besar massanya, makin singkat pula waktu yang diperlukan untuk menjadi bintang deret utama. Energi yang dimiliki “calon” bintang ini semata-mata berasal dari pengerutan gravitasi. Karena pengerutan gravitasi inilah temperatur di pusat bakal bintang menjadi meninggi.

Dari mana bintang-bintang mendapatkan energi untuk menghasilkan kalor dan radiasi, pertama kali dipaparkan oleh astronom Inggris Sir Arthur Stanley Eddington. Sir Eddington juga yang pernah memimpin ekspedisi gerhana Matahari total ke Pulau Principe di lepas pantai Afrika pada 29 Mei 1919 untuk membuktikan ramalan teori relativitas umum tentang pembelokan cahaya bintang di dekat Matahari. Meskipun demikian, fisikawan nuklir Hans Bethe-lah yang pada tahun 1938 berhasil menjelaskan bahwa reaksi fusi nuklir (penggabungan inti-inti atom) di pusat bintang dapat menghasilkan energi yang besar. Pada temperatur puluhan juta Kelvin, inti-inti hidrogen (materi pembentuk bintang) mulai bereaksi membentuk inti helium. Energi yang dibangkitkan oleh reaksi nuklir ini membuat tekanan radiasi di dalam bintang dapat menahan pengerutan yang terjadi. Bintang pun kemudian berada dalam kesetimbangan hidrostatik dan akan bersinar terang dalam waktu jutaan bahkan milyaran tahun ke depan bergantung pada massa awal yang dimilikinya.

Semakin besar massa awal bintang, semakin cepat laju pembangkitan energinya sehingga semakin singkat pula waktu yang diperlukan untuk menghabiskan pasokan bahan bakar nuklirnya. Manakala bahan bakar tersebut habis, tidak akan ada lagi yang mengimbangi gravitasi, sehingga bintang pun mengalami keruntuhan kembali.

Untuk bintang-bintang dengan massa awal yang lebih besar, setelah bintang melontarkan bagian terluarnya akan tersisa bagian inti yang mampat. Jika massa inti yang tersisa tersebut lebih besar daripada 1,4 kali massa Matahari (massa Matahari: 2×10 pangkat 30 kilogram), gravitasi akan mampu mengatasi tekanan elektron dan lebih lanjut memampatkan bintang hingga memaksa elektron bergabung dengan inti atom (proton) membentuk netron. Bila massa yang dihasilkan ini kurang dari 3 kali massa Matahari, tekanan netron akan menghentikan pengerutan untuk menghasilkan bintang netron yang stabil dengan jari-jari hanya belasan kilometer saja. Sebaliknya, bila massa yang dihasilkan pasca ledakan bintang lebih dari 3 kali massa Matahari, tidak ada yang bisa menahan pengerutan gravitasi.

Bintang-bintang seukuran massa Matahari kita, paling jauh akan menjadi bintang katai putih (white dwarf) dengan jari-jari lebih kecil daripada semula, namun dengan kerapatan mencapai 100 hingga 1000 kilogram tiap centimeter kubiknya’ Tekanan elektron terdegenerasi akan menahan keruntuhan lebih lanjut sehingga bintang kembali setimbang. Karena tidak ada lagi sumber energi di pusat bintang, bintang katai putih selanjutnya akan mendingin menjadi bintang katai gelap (black dwarf). Bintang akan mengalami keruntuhan gravitasi sempurna membentuk objek yang kita kenal sebagai lubang hitam. Bila bintang katai putih dapat dideteksi secara fotografik dan bintang netron dengan teleskop radio, lubang hitam tidak akan pernah dapat kita lihat secara langsung.

5. Pertumbuhan Lubang Hitam
Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan terhisap. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menghisap apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menghisap material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya. Contoh : bayangkan matahari kita menjadi lubang hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak terhisap masuk kedalamnya. Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang hitam, dimana hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar.

6. Perhitungan Lubang Hitam
Objek paling ekstrim yang pernah dipelajari manusia adalah lubang hitam. Bermula dari kertas solusi persamaan medan gravitasi Einstein untuk massa yang mengalami keruntuhan. Solusi matematis ini disebut sebagai lubang hitam karena pada jarak tertentu yang sangat dekat sekali tidak ada partikel atau cahaya yang mampu lolos dari tarikan gravitasinya.

Untuk menjadi lubang hitam, semua benda bermassa, M, harus dimampatkan lebih kecil dari ukuran jari-jari Schwarzchild, . Manusia bermassa 70 kg harus dimampatkan dalam ruang berradius (pekerjaan ini sangat sulit). Namun untuk kasus bintang semuanya menjadi mudah. Bintang (dalam hal ini pusat bintang) yang memiliki massa > jika mengalami keruntuhan gravitasi akan berubah menjadi lubang hitam.

Masyarakat seringkali menganggap lubang hitam layaknya mesin penyedot debu yang akan menghisap semua benda di alam semesta. Kenyataannya, lubang hitam tidak berlaku seperti demikian. Hanya benda yang melintas sangat dekat dengan horizon peristiwa yang akan ditarik oleh lubang hitam dan tidak akan pernah muncul lagi selama-lamanya.

Terdapat tiga jenis lubang hitam yaitu lubang hitam semassa bintang, lubang hitam supermasif, dan lubang hitam kuantum. Jenis lubang hitam ini bergantung pada massanya.

Lubang hitam semassa bintang atau biasa disebut lubang hitam berasal dari keruntuhan bintang pada akhir kehidupannya. Keruntuhan ini disertai dengan peristiwa supernova. Setiap hari setidaknya terjadi 2 supernova di alam semesta atau dalam arti lain setiap hari setidaknya terbentuk 2 lubang hitam. Lubang hitam tipe ini memiliki massa 3 – 150 .

Di pusat galaksi Bima Sakti telah ditemukan sebuah lubang hitam supermasif. Lubang hitam supermasif menarik bintang-bintang di sekitar pusat Bima Sakti dan membuatnya bergerak dengan kecepatan tinggi. Lubang hitam supermasif merupakan pemain penting dalam evolusi galaksi. Dipercayai setiap galaksi memiliki lubang hitam supermasif namun belum ada penjelasan yang memuaskan tentang asal-usul lubang hitam supermasif di pusat galaksi.

Kita mengetahui bahwa pengembangan alam semesta membuat kerapatan materi menurun. Artinya dahulu, alam semesta ketika masih dini memiliki kerapatan yang sangat tinggi. Pada beberapa mikrodetik pertama pembentukan alam semesta kerapatan yang sangat tinggi membuat kekuatan gravitasi sangat tinggi sehingga fluktuasi kuantum mampu mengganggu ruang-waktu menciptakan lubang hitam berukuran meter dengan massa . Lubang hitam mini ini merupakan lubang hitam paling kecil yang bisa dihasilkan oleh gravitasi. Lubang hitam mini juga bisa dihasilkan oleh sinar kosmik saat memasuki atmosfer Bumi atau oleh akselerator partikel. Karena massanya yang sangat kecil, lubang hitam mini akan menguap seketika setelah terbentuk ( detik) sehingga tidak akan mungkin menelan Bumi atau Matahari.

7. Ledakan Lubang Hitam
Bulan Januari 2001, fisikawan yang terkenal dari Universitas St. Andrew yakni Nel Ryan Harther mengumumkan bahwa ia dan peneliti Inggris lainnya akan menciptakan sebuah lubang hitam di ruang laboratorium, ketika itu tidak ada yang merasa terkejut terhadap hal demikian. Namun, beberapa hari yang lalu sebuah harian di Rusia mengumumkan ramalan ilmuwannya bahwa lubang hitam tidak saja dapat dibuat dalam ruang laboratorium, bahkan 50 tahun kemudian, ledakan lubang hitam yang mempunyai energi mahadahsyat akan membuat bom atom yang mengerikan manusia sekarang juga terbukti lebih buruk, menjadi pediatri yang tidak patut dipersoalkan.

Pertimbangan manusia menciptakan lubang hitam sebenarnya paling awal abad ke-20 tahun 80-an dikemukakan oleh Profesor William Anroe dari Universitas British, Columbia, ia berpendapat, bahwa manifestasi gelombang suara dalam zat cair dengan manifestasi cahaya dalam lubang hitam sangat mirip, jika membuat kecepatan cairan melampaui kecepatan bunyi, maka pada kenyataannya telah membentuk sebuah gejala lubang hitam buatan dalam cairan tersebut. Sekalipun demikian, Dr. Ryan Harther berencana bahwa lubang hitam buatan yang tercipta oleh karena kekurangan gravitasi yang cukup, selain cahaya, mereka tidak dapat menelan semua benda yang ada di sekeliling seperti lubang hitam yang sebenarnya.

Sebaliknya, ilmuwan Rusia Alexander Delofmankov malah berpendapat, bahwa lubang hitam alam semesta sesungguhnya yang dapat menelan segala benda juga dapat secara keseluruhan "menciptakannya" melalui ruang laboratorium: Sebuah lubang hitam yang berukuran inti atom, energinya akan melampaui sebuah pabrik nuklir. Jika manusia, pada suatu hari nanti benar-benar menciptakan bom lubang hitam, maka energi yang ditimbulkan sebuah bom lubang hitam setelah meledak, akan setara dengan ledakan bom atom yang tak terhingga kelipatannya secara bersamaan, paling tidak ia dapat mengakibatkan kematian 1 miliar jiwa.

Bagi mayoritas orang, lubang hitam yang menakutkan adalah hal yang sangat jauh di alam semesta, masih sangat jauh meninggalkan kita. Namun, Delofmankov berpendapat, sebenarnya kerabat kecil lubang hitam alam semesta --lubang hitam mini ada di mana-mana di atas bumi, bahkan mendatangkan sejumlah besar masalah dan bencana pada manusia. Beberapa ilmuwan Rusia menganggap, bahwa beberapa fenomena misterius di atas bumi berhubungan dengan lubang hitam mini, seperti misalnya letusan gunung berapi, energi dan panas gunung berapi selalu merapat di tempat tertentu di atas bumi, lagi pula tak kunjung habis. Beberapa ilmuwan bahkan curiga, bahwasannya adalah energi mataharilah yang telah menyampaikannya ke tempat yang dalam di bumi melalui lubang hitam. Sebelum ini, beberapa fisikawan mengenali bahwa di atas matahari tidak hanya terdapat energi nuklir, bahkan ada lubang hitam mini, lagi pula setiap bagian dalam planet mungkin terdapat lubang hitam mini.

8. Penampakan Lubang Hitam
Lubang hitam dari galaksi bernama NGC-1097 itu difoto menggunakan Spitzer Space Telescope di California.

Lubang hitam merupakan wilayah di ruang angkasa di mana gaya tarik gravitasi sangat kuat menarik apapun. Planet yang ada di sekitarnya juga tidak akan selamat jika berada di dekat lubang itu.

Pemotretan yang dilakukan NASA menunjukkan galaksi itu berbentuk spiral seperti galaksi kita Milky Way. Namun NASA menyatakan lubang hitam di galaksi bumi berada berbeda dengan NGC-1097 yang hanya terdiri dari jutaan matahari.

"Beberapa teori menyebut lubang hitam bisa melemah dan akhirnya masuk ke fase tidur seperti lubang hitam di galaksi kita," kata George Helou, deputy director Spitzer Science Center NASA di California Institute of Technology.

Foto itu menunjukkan cincin di sekitar lubang hitam yang terdapat bintang baru lahir. “Cincin itu obyek menawan untuk dipelajari karena membentuk bintang dalam tingkatan tinggi,” katanya.